Kamis, 27 Agustus 2015

Stop Jajan! Menyelamatkan Generasi Bangsa

Anak-anak merupakan aset terpenting bagi negara. Mereka sebagai generasi penerus  yang akan mewarisi bangsa ini kedepannya. Sehingga hal yang menyangkut anak-anak apalagi pada aspek kesehatan  menjadi masalah krusial bagi bangsa. Salah satu yang mengancam kesehatan anak-anak adalah jajanan yang dijual di sekitar mereka baik makanan maupun minuman. 
Dikutip dari www.republikapenerbit.com, BPOM memiliki program gebyar aksi nasional PJAS (Pangan jajanan anak sekolah) untuk mengurangi penjualan makanan dan minuman berbahaya bagi anak sekolah. BPOM telah mencatat sekolah yang memenuhi syarat untuk jajanan sehat anak sekolah sebanyak 16.993 di sekolah dasar dan madrasah ibtidaiyah seluruh Indonesia. Program ini telah melindungi 2,8 juta siswa namun masih jauh dari harapan karena belum mencapai 10 persen dari jumlah keseluruhan sekolah sebanyak 180 ribu. Berdasarkan hasil pengawasan BPOM pada 2008-2010,  didapati 40 - 44 % sampel PJAS yang telah diuji tidak memenuhi syarat.


Semua ini disebabkan para penjual mengesampingkan larangan penggunaan bahan kimia berbahaya dan melanggar batas aman dari bahan tambahan pangan yang diperbolehkan demi mengejar keuntungan semata. Sebagai contoh penggunaan pewarna tekstil (rodhamin B) untuk memberikan warna terang mencolok pada makanan dan minuman, borak untuk mengenyalkan bakso dan tahu , formalin untuk mengawetkan mei, siklamat sebagai pemanis dan bahan kimia berbahaya lainnya.
Dampaknya, janjanan anak-anak sudah menjadi racun yang perlahan tapi pasti merusak kesehatan mereka. Selain itu juga dapat menurunkan konsentrasi belajar, kecerdasan dan fungsi otak. Lazim kita jumpai usia produktif sudah divonis penyakit-penyakit yang menakutkan seperti kanker, gagal ginjal, tidak berfungsinya imunitas dan penyakit degeratif lainnya.
Oleh sebab itu, hal ini harus menjadi fokus pemerintah demi menjaga kesehatan dan keselamatan generasi bangsa. Bayangkan jika tidak ditanggulangi dan dikontrol dengan hukum yang ketat maka bangsa ini pada 20 - 30 tahun kedepan hanya akan memiliki generasi yang lemah fisik dan mental serta penyakitan. Sehingga bangsa ini akan jauh dari makmur dengan kemiskinan semakin mengakar kuat. Apakah kita akan mengimpor tenaga kerja asing lagi untuk mengolah sumber daya alam kita? Apa kita hanya akan disibukkan mencari finansial untuk pengobatan bukan lagi untuk kemakmuran?, Tentu tidak !.
Langkah awal untuk menghindarkan generasi kita dari jajanan berbahaya pertama dimulai dari keluarga. Khususnya orangtua yang memiliki peran besar dalam mengawasi dan memperkenalkan jajanan sehat. Kemudian peran sekolah untuk memberikan edukasi kepada siswa, guru dan penjual makanan di kantin sekolah. Selain itu, sekolah harus memiliki regulasi terhadap makanan yang boleh di jual di sekitar sekolah baik di dalam maupun di luar pagar sekolah. Terakhir, pemerintah harus memiliki peraturan yang tegas terhadap para pelaku yang menyimpang dalam penggunaan food additive berlebihan dan bahan kimia berbahaya. Sehingga para penjual dan pembuat jajanan tersebut akan berpikir ulang untuk melakukan kecurangan dan kejahatan pangan.


Foto : https://www.flickr.com/photos/qwunuz/8251105485