Rabu, 03 Juni 2015

Curhat boleh donk



Pagi ini aku kembali gamang. Sudah beberapa istiharah ku lalui dan bahkan telah kusimpulkan keputusanku. Tapi.. Kegamangan itu masih saja hadir. Entah mau dibilang plin-plan atau apalah itu. Yang pasti aku masih belum mengerti mauku.


Guy, aku seorang ibu rumah tangga yang memiliki seorang anak laki-laki berusia 1,5 tahun.  Syiraz namanya, dia begitu aktif dan sangat antusias dengan hal baru, apapun itu. Bahkan sekedar mengerakkan alis. Bisa membuatnya tak berhenti meniru hingga ia bisa melakukannya. Begitulah anakku yang selalu mengisi hariku dengan tawanya, kepolosan, hingga jeritan  disaat ia sudah tidak sabar  menungguku selesai masak di dapur. Hari - hari ku habiskan dengannya, mulai membuka mata (terbangun saat dia minta asi) dan tertidur kembali bersamanya sambil memberi asi. Aktivitas pagi ku mulai dengan belanja sayur mayur, membeli sarapan, muter-muter komplek bersama suami dan anakku. Setelah itu kami sarapan bersama, kemudian suami bergegas untuk bersiap-siap ke kantor dan aku sembari menyetrika atau menyuapkan makanan ke Syiraz. Setelah itu, mengantar suamiku berangkat kerja. Lanjut, memberi asi dan menidurkan Syiraz. Kandang aku juga ikut tertidur hingga tanpa sadar sudah berlalu 1-2 jam. Aku bangun dengan perasaan gundah. Gundah karena rumah belum rapi, masakan belum jadi, cucian numpuk dan bahkan diriku pun belum sempat mandi. Ahhh...memang melelahkan menyandang status istri plus ibu.

Siang harinya aku menemani anakku bermain dengan anak tetangga. Menjelang sore Syiraz kembali tidur dan aku bersiap-siap menyambut suamiku. Magrib hendak hadir petanda malam akan menyelimuti. Tak jarang saat itu, pekerjaan rumah belum beres, malah semakin menumpuk. Banyak baju belum di setrika. Jangankan di setrika, dilipatpun belum tentu.
Bisa dibayangkan betapa berantakan rumah. Bisa dibayangkan betapa buruknya aku mengatur rumah. Bisa dibayangkan aku seorang yang lelet. Bisa dibayangkan aku belum mampu menjadi ibu rumah tangga seutuhnya.

Kalau kejenuhan akan pekerjaan rumah yang tak pernah habisnya menyeruap dalam pikiranku. Mulai kegamangan yang ku utarakan diatas hadir kembali. Gamang atas keinginanku untuk berkerja, gambang untuk menjadi ibu rumah tangga saja, gamang akan tujuanku. Sedih memang, aku yang dulu saat kuliah begitu aktif. Kegiatan demi kegiatan ku lakukan baik di dalam kampus maupun diluar kampus. Sudah bukan hal asing lagi keluar kos jam 6 pagi pulang jam 9 malam. Kadang pulang hanya untuk mandi sore saja. Tiap hari selalu bertemu banyak orang, berkomunikasi dan berinteraksi mengenai hal baru baik ilmu umum maupun ilmu agama. Aku yang selalu antusias dengan hal baru, lingkungan baru dan orang baru.

Tapi kini bisa dikatakan hanya hitungan jari aku berkomunikasi dengan orang. Pernah hanya dengan suami dan anakku saja. Aku berusaha mengobati kejenuhan dengan bisnis online. Tapi itu belum bisa menghilangkan rasa hausku akan kebebasan untuk berkreasi diluar sana. Ya..memang bisnis online hingga sekarang tetap berjalan.

Tapi aku tetap merasa menjadi lebih bodoh. Apalagi saat ini yang kulakukan itu dan itu saja. Ijazah S2 ku memang masih rapi tersimpan dilemari. Cita-citaku ingin menjadi dosen masih tertunda. Angan-anganku lanjut study S3 masih jauh melayang.

Semua itu karena aku mencintai anak dan suamiku. Gamang biarlah dia terus mengambang hingga waktu yang menenggelamkannya. Jenuh biarlah ia hilir mudik bertandang dalam jiwaku.
Biarlah..biarlah dan biarlah

Yang terpenting aku telah berupaya sebisaku menjadi pelayan terbaik mereka. Dalam diri masih ada keyakinan suatu saat nanti aku pasti bisa menjadi ibu rumah tangga yang handal. Handal mengatur rumah, handal menjadi pendidik, dan kreatifitasku akan eksis diluar sana. Aku yakin dan yakin. Karena kekasihku(suami) selalu mendukung cita-citaku.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar