Rabu, 25 Maret 2015

Berbagi = bahagia (catatan kecil untuk mengingatkanku)

sekilas catatan kecilku..

Hari yang mendung mengiringi kepulangan aku bersama suamiku  dari kota ponorogo menuju yogyakarta. Alhamdulillah  Kami telah selesai menunaikan kewajiban kami sebagai sesama muslim, yaitu menghadiri pernikahan salah seorang sahabat karib suamiku. Tanpa disengaja waktu kedatangan kami ke stasiun tepat sekali dengan jadwal kebrangkatan kerta madiun jaya dengan tujuan akhir jogya. padahal sebelumnya sudah pasrah akan naik bis jika tidak ada kereta menuju yogya (karena pada dasarnya kami tidak mengetahui lokasi terminal). Alhamdulillah Allah maha baik, memudahkan langkah kami untuk pulang.

Di kereta api…sembari mengisi waktu. Aku membaca buku dan suamiku berkutat dengan laptopnya.
Aku mendapatkan beberapa  Ungkapan bijak dari filsafat kuno mengatakan “ Jika anda mendapatkan rumah sebagai tempat tinggal, anda beruntung. Jika anda mendapatkan sesuatu yang bisa menopang hidup, anda cerdik. Jika anda mendapatkan orang-orang yang bisa hidup bersama dengan saling berbagi cinta, Anda bahagia. Jika anda memiliki semua itu, bearti anda orang yang paling bahagia”

Namun, kebanyakan kita tidak menyadari bahwa kita lebih sering melakukan hal-hal yang membuat kita menjauh dari kebahagian itu. seperti halnya gaya hidup orang modern zaman sekarang yang sudah terbiasa memiliki pekerjaan jauh dari tempat tinggalnya dan keluarga. disamping itu diiringi dengan rutinitas negatif.  Rutinitas negatif yang dimaksud adalah melakukan hal yang sama dengan cara yang sama sepanjang waktu tanpa perubahan. Contoh : bangun tidur, minum kopi, sarapan, lalu berangkat kerja, pulang dan tidur. besoknya seperti itu lagi. Aktivitas ini selalu dilakukan setiap hari. Begitu pula setelah pulang dari kerja, ia melakukan hal yang sama. Begitulah ia berkutat dengan rutinitas tersebut hingga hidupnya terasa tak bermakna.

Seain itu, seseorang akan merasa hidupnya tak bermakna manakala rutinitasnya hanya ditujukan untuk  diri dan keluarganya saja. Contohnya orang2 yang berkerja hanya bertujuan untuk kesejahteraa hidupnya saja, ia berpikir dengan bekerja membanting tulang dan dengan ketebatasan kebersamaan dengan keluarga asal berpenghasilan lebih besar akan lebih membahagiakan. padahal kebahagian itu bukan sekedar segala kebutuhan jasmani terpenuhi akan tetapi kebutuhan abstrak seperti cinta , komunikasi langsung, bercanda, dan bertatap muka jauh lebih berharga.
Dalam system otak, pikiran terprogram secara langsung dengan kebahagian seseorang. Saat pikiran dari otak hanya digunakan untuk melakukan hal-hal yang sama dan tanpa ada manfaat untuk orang lain. Maka otak memprogram hal itu dan itu saja. Sehingga hati dan pikiran akan menyimpulkan bahwa itu sesuatu yang membosankan.
Seperti hadist Rasulullah:
Sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain.
So, untuk kamu-kamu yang akan atau sudah berstatus ibu RT (rumah tangga), tentukan tujuan dari rutinitasmu dan apapun yang kamu kerjakan itu adalah  bermanfaat bagi orang lain dan membahagiakan orang lain yaitu khususnya suami dan anak2. Dan jangan lupakan juga, aktivitas sambilan lainnya.  seperti berorganisasi dan menuntut ilmu. Berorganisasi membuat diri lebih merasa bermanfaat diiringi dengan bersosialisasi. Memuntut ilmu membuat otak berkembang dan pikiran elastis alias tidak kaku, sehingga jika ada sesuatu yang tidak menyenangkan dalam kehidupan, kita tidak spontan merespons hal tersebut sebagai suatu yang menyedihkan atau ketidaknyamanan tapi dengan ilmu bisa disikapi dengan harapan  bahwa hal tersebut tetap ada manfaatnya.

Alhamdulillah kami tiba di yogya dengan selamat dan berbekal makna.
semoga tulisan ini selalu mengingatkanku akan pentingnya berbagi cinta dan berbagi manfaat.

Tulisan ini tidak bermaksud menyinggung siapapun. ini hanyalah opini pribadi.
semoga bermanfaat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar