PIKNIK. Apa yang terlintas oleh kita saat
mendengar kata tersebut?. Tentunya
sistem otak kita akan memberikan signal
positif yang spontan mengambarkan kebahagiaan
dan kesenangan. Begitulah kata piknik
terekam dalam alam bawah sadar sehingga memberikan energi positif pada jiwa
kita. Jadi, tidak terlalu berlebihan jika piknik dikatakan sebagai langkah
kecil untuk mengembangkan diri menjadi pribadi positif. Pribadi positif bermula
dari akal yang sehat. Dr. Ibrahim Elfiky
dalam bukunya “Terapi Berfikir Positif” mengungkapkan akal memiliki kekuatan
untuk menambahkan persoalan menjadi rumit (membesar-besarkan masalah) dan juga
dapat mengurangi persoalan hingga habis. Semua bergantung pada bagaimana kita
mengelola apa yang ditangkap oleh akal dan kemudian direkam oleh alam bawah
sadar kita.
Namun, apabila akal selalu
terpapar oleh rutinitas yang sama dengan cara yang sama sepanjang waktu tanpa
perubahan maka akan membuat alam bawah sadar mengirim informasi yang sama tiap
waktunya sehingga meresponnya sebagai
sesuatu yang membosankan. Kebosanan dapat menimbulkan depresi dan silent
stress yang kadang tidak kita sadari. Hal sederhana seperti piknik inilah
salah satu contoh yang bisa kita aplikasikan, untuk memberikan suntikan positif
pada jiwa kita. Dimana piknik akan menjadi obat atas kebosanan sehingga diri
kita bisa berkembang menjadi pribadi yang lebih positif.
Nah..ngomong masalah piknik yang
membawa energy positif. Kali ini saya ingin berbagi pengalaman saya semasa
masih menjadi mahasiswa Ilmu dan Teknologi Pangan UGM. Sebut saja “Piknik
Ilmiah Ala ITP". Yang mana piknik ilmiah ini memberikan kami energy positif
untuk menghadapi persiapan penelitian tesis di semester selanjutnya. Si tesis
yang manis semanis gula jika sudah
dibukukan tapi terkadang seasin garam saat proses penyelesaian.
Teringat saat itu memasuki semester
dua, datang berita gembira penyegar dahaga dari bapak Kaprodi Tercinta DR. Yudi
Pranoto. Beliau mengabarkan akan merealisasikan Field Trip ke Thailand
di akhir semester dua. Wahh…kami semua menyambut bahagia kabar tersebut. Iyah..pada
dasarnya sih itu perjalanan untuk menuntut ilmu. Tapi anak-anak ITP memudarkan
kata menuntut ilmu, malah yang ada hanya
piknik seru, piknik sekelas, piknik keluar negeri. Horeee…
Setelah jungkir balik mengejar
deadline presentasi-presentasi tanpa henti, tugas-tugas makalah, UTS dan UAS
dimana ada yang mulai belajar dari 2
bulan sebelumnya sampe ada yang mengandalkan jurus jitu SKS (sistem kebut
semalam). Akhirnya tiba saatnya melepas lelah sejenak untuk pergi menginjak
negeri tetangga.
Di bis pada narsis, diriku mungkin lagi mandi (miscom itu bikin rempong)
Perjalanan kami pun dimulai, berangkat
dari Yogyakarta menggunakan bis menuju bandara Djuanda, Sidoarjo-Jawa Timur.
Oh..kalau ingat bis mesti paling ingatnya sama daku. Siapa lagi kalau bukan
diriku penyebab terlambatnya keberangkatan bis. Sampe-sampe yang lain sudah
mulai keluar tanduk (hihi,,maafkan daku ya. miscom soal jam, dengernya jam 8.
Eh ternyata jam 7 kurang malah keberangkatnya). Bayangin supir bis bahkan sudah
bertaring. Saat itu taksi kami baru hendak berangkat, diriku dan temen-temen
(Ayu, Mbak Afri dan Mas Ardi) ikut ketiban batu keterlambatan. Mas Ardi dengan
sigap memohon pada supir taksi untuk mempercepat laju taksi. Sesampainya di
tempat yang di janjikan. Oh no, kami
ditinggal oleh bis dengan penuh emosi. Panik, tegang dan harus mengambil
keputusan cepat serta nekat. Nekatnya taksi yang kami tumpangi harus melaju
melewati batas normal kecepatan taksi-taksi pada umumnya (Sumpah kerasa seperti
di film-film balapan). Bagaimana tidak?, bis sudah memasuki daerah Klaten
sedangkan taksi kami masih di Yogya. Mau gak mau, pak sopir menginjak gas mobilnya
gak nanggung-nanggung (Minta ampun, bulu
roma bahkan gak turun-turun dah). Alhamdulillah manuver pak supir taksi yang
keren itu membuahkan hasil. Kami bisa menyalip Bis dan berhenti tepat di
depannya. Kata temen-temen saat itu Mbah Gun orang yang paling terkontrol
emosinya dan calon misua yang paling cemas (hihi..).
Tidak berhenti di situ saja,
ternyata oh ternyata kami sekelas harus ngegembel di Bandara Djuanda.
Dikarenakan pesawat yang akan kami tumpangi berangkatnya besok pagi.
Lesehan di Bandara Djuanda
Detik-detik keberangkat. Pertama
kali keluar negeri, jadi harus narsis dimana pun berada.
Sesampai di atas bandara Bangkok Suvarnabhumi.
Tiba – tiba Ayu berseloroh “wahh…bandaranya kayak ulat bulu”. Aduh tepuk jidat
deh. Imajinasi Ayu mulai melalang buana. Tapi kalau di amatin emang kayak ulat gitu
(sayang tidak diperbolehkan aktifin HP saat itu, jadi gak terdokumentasi deh).
Ndesonya mulai kambuh
semenjak menginjakkan kaki di bandara Thailan Bangkok
Nah, ini yang namanya piknik
ilmiah ala ITP. Menyelam di kolam piknik sambil minum air ilmu. Jadi menuntut ilmunya cuma sambilan.
Hehe.. (versi diriku tentunya).
Di Universitas Kasetsart. Universitas
terbaik di Bidang Teknologi Pertanian di Thailand. Lihat aja di sebelah Gedung
belajar mahasiswa ada pabrik pengolahan makanan modern. Salah satunya
pengolahan permen asam jawa (sebutan di Indonesia), biskuit dan sebagainya.
Incip-incip ala Pak Bondan.
Di perkebunan
Universita Kasetsart.
Produk unggulannya adalah jagung rebus dan susu jagung.
Sumpah dah, susu
jagungnya wueenaakk. Fresh, tanpa pengawet dan tanpa gula. Terbukti. soalnya
diriku beli 2 botol buat di minum di hotel. Eh sesampai di hotel menjelang
malam. Susu jagung tercinta sudah berbau dan harus kurelakan pada tong sampah. Hikz..(lebay..)
Piknik ke perusahaan terkemuka
Caroen Phokpan (CP) pengolahan ayam seperti ayam beku, sosis, nugget dan
sebagainya. Produknya banyak kita jumpai di Indonesia. Selain itu, kami juga
diperlihatkan metode penyembelihan dengan memegang prinsip kehalalan secara
islam. Sayangnya tidak diperbolehkan mengambil foto saat di ruang proses
pengolahan.
Selanjutnya piknik ke
tempat-tempat wisata di Bangkok. Ke kuil dan ke Grand Palace.
Berbelanja ke pasar trandisional
Bangkok dan naik tuk-tuk alias transportasi trandisional. Pasar Chatuchak. Nah
disinilah tiga dara kesasar. Gak tau arah jalan pulang. Di cari orang sak hotel.
Untung punya nasib. Kami tiga dara bertemu dengan mahasiswa asal Indonesia yang
sedang studi di Thailand. Akhirnya kami di beri arahan menuju hotel. Kasus lagiii.
Inilah gaya-gaya yang tak terdefinisikan :
Kalau mau tau si pembuat onar keterlambatan bis, itu tu yang pake pink-pink. hehe..
Sangat merindukan masa-masa itu.
Semoga kedepannya akan diadakan piknik reuni ala alumni. Mungkin tidak perlu keluar negeri selain ongkosnya yang lumayan. Rempong juga kalau bawa anak. Ngampangnya dan alternatif piknik yang gak kalah seru yaitu bisa piknik ke Bogor. Selain dekat, murah, dan tempat wisata yang bertengger disana gak kalah keren lo. Yuk.. liburan ke Bogor. Kota seribu nuansa.
Tulisan ini diikutsertakan dalam "Lomba Blog Piknik Itu Penting” yang di dukung oleh Hotel Padjadjaran Suites Hotel.
Kereen ihh field trip ke Thailand.
BalasHapusItu yg dipoto macam becak motor ya Mak?
iya mba, tapi hampir mirip cuma kalau becak motor untuk 2 penumang. Kalau tuk tuk bisa sampe 6 orang atau lebih
HapusSeruuu... buru2 krn telat eh gak taunya pesawatnya baru berangkat besok..hahaha...lucuu pengalamannya
BalasHapusHahaa.... jadi biang kerok
HapusSeruuu... buru2 krn telat eh gak taunya pesawatnya baru berangkat besok..hahaha...lucuu pengalamannya
BalasHapusAsik ya belajar sambil piknik, banyakan dolannya kayaknya ya, hehehe
BalasHapusiya mba,,, serunya rame-rame.
HapusTerimakasih sudah berpartisipasi dalam lomba. Maaf, pengumuman ditunda tgl 20 Oktober 2015. Goodluck.
BalasHapusIya mba, Terimakasih. aamiin :)
Hapus