Senin, 05 Oktober 2015

Piknik Ilmiah ala mahasiswa ITP

PIKNIK. Apa yang terlintas oleh kita saat mendengar kata tersebut?.  Tentunya sistem otak kita akan memberikan  signal positif  yang spontan mengambarkan kebahagiaan dan kesenangan.  Begitulah kata piknik terekam dalam alam bawah sadar sehingga memberikan energi positif pada jiwa kita. Jadi, tidak terlalu berlebihan jika piknik dikatakan sebagai langkah kecil untuk mengembangkan diri menjadi pribadi positif. Pribadi positif bermula dari akal yang sehat.  Dr. Ibrahim Elfiky dalam bukunya “Terapi Berfikir Positif” mengungkapkan akal memiliki kekuatan untuk menambahkan persoalan menjadi rumit (membesar-besarkan masalah) dan juga dapat mengurangi persoalan hingga habis. Semua bergantung pada bagaimana kita mengelola apa yang ditangkap oleh akal dan kemudian direkam oleh alam bawah sadar kita.

Namun, apabila akal selalu terpapar oleh rutinitas yang sama dengan cara yang sama sepanjang waktu tanpa perubahan maka akan membuat alam bawah sadar mengirim informasi yang sama tiap waktunya sehingga meresponnya  sebagai sesuatu yang membosankan. Kebosanan dapat menimbulkan depresi dan silent stress yang kadang tidak kita sadari. Hal sederhana seperti piknik inilah salah satu contoh yang bisa kita aplikasikan, untuk memberikan suntikan positif pada jiwa kita. Dimana piknik akan menjadi obat atas kebosanan sehingga diri kita bisa berkembang menjadi pribadi yang lebih positif.

Nah..ngomong masalah piknik yang membawa energy positif. Kali ini saya ingin berbagi pengalaman saya semasa masih menjadi mahasiswa Ilmu dan Teknologi Pangan UGM. Sebut saja “Piknik Ilmiah Ala ITP". Yang mana piknik ilmiah ini memberikan kami energy positif untuk menghadapi persiapan penelitian tesis di semester selanjutnya. Si tesis yang manis semanis gula  jika sudah dibukukan tapi terkadang seasin garam saat proses penyelesaian.

Teringat saat itu memasuki semester dua, datang berita gembira penyegar dahaga dari bapak Kaprodi Tercinta DR. Yudi Pranoto. Beliau mengabarkan akan merealisasikan Field Trip ke Thailand di akhir semester dua. Wahh…kami semua menyambut bahagia kabar tersebut. Iyah..pada dasarnya sih itu perjalanan untuk menuntut ilmu. Tapi anak-anak ITP memudarkan kata menuntut  ilmu, malah yang ada hanya piknik seru, piknik sekelas, piknik keluar negeri. Horeee…

Setelah jungkir balik mengejar deadline presentasi-presentasi tanpa henti, tugas-tugas makalah, UTS dan UAS dimana ada yang mulai belajar  dari 2 bulan sebelumnya sampe ada yang mengandalkan jurus jitu SKS (sistem kebut semalam). Akhirnya tiba saatnya melepas lelah sejenak untuk pergi menginjak negeri tetangga.

Di bis pada narsis, diriku mungkin lagi mandi (miscom itu bikin rempong)

Perjalanan kami pun dimulai, berangkat dari Yogyakarta menggunakan bis menuju bandara Djuanda, Sidoarjo-Jawa Timur. Oh..kalau ingat bis mesti paling ingatnya sama daku. Siapa lagi kalau bukan diriku penyebab terlambatnya keberangkatan bis. Sampe-sampe yang lain sudah mulai keluar tanduk (hihi,,maafkan daku ya. miscom soal jam, dengernya jam 8. Eh ternyata jam 7 kurang malah keberangkatnya). Bayangin supir bis bahkan sudah bertaring. Saat itu taksi kami baru hendak berangkat, diriku dan temen-temen (Ayu, Mbak Afri dan Mas Ardi) ikut ketiban batu keterlambatan. Mas Ardi dengan sigap memohon pada supir taksi untuk mempercepat laju taksi. Sesampainya di tempat yang di janjikan. Oh no,  kami ditinggal oleh bis dengan penuh emosi. Panik, tegang dan harus mengambil keputusan cepat serta nekat. Nekatnya taksi yang kami tumpangi harus melaju melewati batas normal kecepatan taksi-taksi pada umumnya (Sumpah kerasa seperti di film-film balapan). Bagaimana tidak?, bis sudah memasuki daerah Klaten sedangkan taksi kami masih di Yogya. Mau gak mau, pak sopir menginjak gas mobilnya gak nanggung-nanggung (Minta ampun,  bulu roma bahkan gak turun-turun dah). Alhamdulillah manuver pak supir taksi yang keren itu membuahkan hasil. Kami bisa menyalip Bis dan berhenti tepat di depannya. Kata temen-temen saat itu Mbah Gun orang yang paling terkontrol emosinya dan calon misua yang paling cemas (hihi..).

Tidak berhenti di situ saja, ternyata oh ternyata kami sekelas harus ngegembel di Bandara Djuanda. Dikarenakan pesawat yang akan kami tumpangi berangkatnya besok pagi.

Lesehan di Bandara Djuanda




Detik-detik keberangkat. Pertama kali keluar negeri, jadi harus narsis dimana pun berada.


Sesampai di atas bandara Bangkok Suvarnabhumi. Tiba – tiba Ayu berseloroh “wahh…bandaranya kayak ulat bulu”. Aduh tepuk jidat deh. Imajinasi Ayu mulai melalang buana. Tapi kalau di amatin emang kayak ulat gitu (sayang tidak diperbolehkan aktifin HP saat itu, jadi gak terdokumentasi deh).


Ndesonya mulai kambuh semenjak menginjakkan kaki di bandara Thailan Bangkok

Nah, ini yang namanya piknik ilmiah ala ITP. Menyelam di kolam piknik sambil minum  air ilmu. Jadi menuntut ilmunya cuma sambilan. Hehe.. (versi diriku tentunya).




Di Universitas Kasetsart. Universitas terbaik di Bidang Teknologi Pertanian di Thailand. Lihat aja di sebelah Gedung belajar mahasiswa ada pabrik pengolahan makanan modern. Salah satunya pengolahan permen asam jawa (sebutan di Indonesia), biskuit dan sebagainya. Incip-incip ala Pak Bondan.


Di perkebunan Universita Kasetsart. 

Produk unggulannya adalah jagung rebus dan susu jagung. 

Sumpah dah, susu jagungnya wueenaakk. Fresh, tanpa pengawet dan tanpa gula. Terbukti. soalnya diriku beli 2 botol buat di minum di hotel. Eh sesampai di hotel menjelang malam. Susu jagung tercinta sudah berbau dan harus kurelakan pada tong sampah. Hikz..(lebay..)

Piknik ke perusahaan terkemuka Caroen Phokpan (CP) pengolahan ayam seperti ayam beku, sosis, nugget dan sebagainya. Produknya banyak kita jumpai di Indonesia. Selain itu, kami juga diperlihatkan metode penyembelihan dengan memegang prinsip kehalalan secara islam. Sayangnya tidak diperbolehkan mengambil foto saat di ruang proses pengolahan.


Selanjutnya piknik ke tempat-tempat wisata di Bangkok. Ke kuil dan ke Grand Palace.



Berbelanja ke pasar trandisional Bangkok dan naik tuk-tuk alias transportasi trandisional. Pasar Chatuchak. Nah disinilah tiga dara kesasar. Gak tau arah jalan pulang. Di cari orang sak hotel. Untung punya nasib. Kami tiga dara bertemu dengan mahasiswa asal Indonesia yang sedang studi di Thailand. Akhirnya kami di beri arahan menuju hotel. Kasus lagiii.

Inilah gaya-gaya yang tak terdefinisikan :


Kalau mau tau si pembuat onar keterlambatan bis, itu tu yang pake pink-pink. hehe..

Sangat merindukan masa-masa itu. Semoga kedepannya akan diadakan piknik reuni ala alumni. Mungkin tidak perlu keluar negeri selain ongkosnya yang lumayan. Rempong juga kalau bawa anak. Ngampangnya dan alternatif  piknik yang gak kalah seru yaitu bisa piknik ke Bogor. Selain dekat, murah, dan tempat wisata yang bertengger disana gak kalah keren lo. Yuk.. liburan ke Bogor. Kota seribu nuansa.


Tulisan ini diikutsertakan dalam "Lomba Blog Piknik Itu Penting” yang di dukung oleh Hotel Padjadjaran Suites Hotel.






9 komentar:

  1. Kereen ihh field trip ke Thailand.
    Itu yg dipoto macam becak motor ya Mak?

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya mba, tapi hampir mirip cuma kalau becak motor untuk 2 penumang. Kalau tuk tuk bisa sampe 6 orang atau lebih

      Hapus
  2. Seruuu... buru2 krn telat eh gak taunya pesawatnya baru berangkat besok..hahaha...lucuu pengalamannya

    BalasHapus
  3. Seruuu... buru2 krn telat eh gak taunya pesawatnya baru berangkat besok..hahaha...lucuu pengalamannya

    BalasHapus
  4. Asik ya belajar sambil piknik, banyakan dolannya kayaknya ya, hehehe

    BalasHapus
  5. Terimakasih sudah berpartisipasi dalam lomba. Maaf, pengumuman ditunda tgl 20 Oktober 2015. Goodluck.

    BalasHapus